Terkini.id, Jeneponto - Sekretaris Daerah (Sekda) Jeneponto, Arifin Nur mengapresiasi atas upaya Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan dalam menekan stunting melalui program Aksi Stop Stunting (ASS) dengan menurunkan pendamping gizi di Kelurahan dan Desa lokus. Ia juga meminta agar diperpelanjang.
Hal itu diungkapkan oleh Arifin Nur saat menghadiri kegiatan Evaluasi terhadap tenaga pendamping gizi pada Aksi Stop Stunting oleh Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Selatan di Kabupaten Jeneponto.
Evaluasi terhadap tenaga pendamping gizi Aksi Stop Stunting (ASS) berlangsung di ruang Kala'biran, rumah jabatan Bupati, jalan Sirajuddin, Kelurahan Empoang, Kecamatan Binamu Kabupaten Jeneponto, Jumat, 2 Desember 2022.
Diketahui, aksi stop stunting merupakan program yang diinisiasi langsung oleh Gubernur Sulsel, Andi Sudirman Sulaiman, untuk percepatan penurunan stunting.
"Terima kasih kepada para pendamping gizi yang telah membantu kami untuk mendorong peningkatan sumber daya manusia (SDM) dalam mempercepat penurunan stunting di Jeneponto," kata Arifin Nur.
Arifin Nur pun berharap agar penugasan para pendamping gizi dapat diperpanjang di Jeneponto, hal itu guna untuk membantu Pemkab Jeneponto dalam mempercepat penurunan angka stunting yang masih cukup tinggi.
"Tenaga gizi pendamping gizi berada di wilayah lokus selama kurang lebih dua bulan, dan sangat membantu dalam upaya intervensi penurunan stunting di tahun 2022 ini," ungkap Arifin Nur.
Lebih lanjut, mantap Kadis PUPR Jeneponto itu mengatakan, setelah bertugas selama kurang lebih dua bulan, pendamping gizi tentunya sudah memiliki data berdasarkan instrumen yang telah dilakukan.
“Evaluasi ini tentunya untuk melakukan pengumpulan data berdasarkan instrument yang diberikan yang fokus pada intervensi spesifik dan sensitif, data itulah yang menjadi tanggung jawab sektor kesehatan yang akan ditangani dengan kolaborasi dengan lintas sektor dan lembaga terkait,” jelasnya.
Menurutnya, peran tim pendamping gizi Aksi Stop Stunting sangat dibutuhkan untuk melakukan edukasi ke masyarakat agar dapat mencegah stunting pada balita.
"Masyarakat masih butuh diberikan edukasi pada 1000 Hari Pertama kehidupan dan memberikan paket intervensi gizi pada anak dan ibu hamil, yang tentunya semua pihak yang terkait harus aktif dalam melakukan sosialisasi perubahan perilaku pada remaja putri, ibu hamil dan ibu yang memiliki balita," harapnya.
Dimana sebelumnya, pertemuan evaluasi pendamping gizi stop stunting itu dibukan oleh Wakil Bupati Jeneponto, Paris Yasir.
Hadir, Staf Seksi Kesga dan Gizi Dinkes Provinsi Sulsel, Dr. dr Hj. Fitria Zainuddin, Anggota DPRD, Awaludin Sinring, H Muhammad, Wakil Ketua TP PKK, Hj. Salmawati, Asisten I, beberapa Kepala OPD, para Camat, Kepala Desa dan Kelurahan Lokus Stunting, Kepala UPT Puskesmas, serta Para pendamping Gizi Lokus Penanganan Stunting Dari Dinkes Provinsi Sulsel.