Forum Anak Turatea Gelar Diskusi Panel, Peserta Banyak Soroti Proses Pembelajaran Daring

Forum Anak Turatea Gelar Diskusi Panel, Peserta Banyak Soroti Proses Pembelajaran Daring

S. Bachtiar

Penulis

Terkinidotid Hadir di WhatsApp Channel
Follow

Terkini.id, Jeneponto - Forum Anak Turatea Kabupaten Jeneponto menggelar diskusi Panel dalam rangka hari anak nasional (HAN) tahun 2020, dengan tema menyikapi dampak stigma dan diskriminasi pada anak akibat Covid-19.

Diskusi Panel itu berlangsung di BTN Mutiara 77 Kelurahan Balang Toa, Kecamatan Binamu, Kabupaten Jeneponto, Sabtu, 25 Juli 2020 dilaksnakan dengan bekerja sama lembaga swadaya masyarakat (LSM) Pattiro Jeka dengan narasumber, Dandim 1425 Jeneponto,Letkol Inf Irfan Amir, Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan, Nur Alam Basir, dr. Imam Sopingi.

Dalam diskusi tersebut, peserta diskusi banyak menyorot proses pembelajaran yang dilaksanakan sesuai himbauan pemerintah yakni belajar dirumah melaui daring.

"Proses pembelajaran daring di masa pandemi Covid-19, bukan membuat anak-anak semakin pintar namun membuat semakin bodoh," kata salah seorang peserta diskusi, Noval.

Dia juga mempertanyakan apa yang disampaikan narasumber,dalam hal ini Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan, Nur Alam Basir, sejumlah sekolah dasar melakukan proses pembelajaran dengan guru mengunjungi siswa.

"Saya mendengar dan menganalisis proses pembelajaran yang disampaikan Pak Kadis Pendidikan, terkait proses pembelajaran yang dilaksanakan di tengah Pandemi Covid-19, apakah itu menjadi fakta dilapangan atau hanya suatu opini. Karena masih ada beberapa siswa yang tidak mengalami proses pembelajaran selama Pandemi Covid-19," terangnya.

Forum Anak Turatea Gelar Diskusi Panel, Peserta Banyak Soroti Proses Pembelajaran Daring
Forum Anak Turatea Kabupaten Jeneponto menggelar diskusi Panel dalam rangka hari anak nasional (HAN) tahun 2020

Sementara, Alimuddin, Karang Taruna Kecamatan Rumbia, mengkritik juga soal proses pembelajaran selama Pandemi Covid-19 dimana siswa diarahkan untuk belajar di rumah.

"Proses pembelajaran di rumah itu sangat tidak mencerdaskan anak-anak pelajar, bagaimana bisa akan mencerdaskan jika itu dibebankan kepada orang tua siswa aktif mengawasi anaknya, ya itu kalau orang tuanya berpendidikan, bagaimana dengan siswa yang orang tuanya buta huruf," jelasnya.

Menanggapi sorotan tersebut, Kadisdikbud Jeneponto, Nur Alam Basir menyampaikan apresiasi atas apa yang telah disampaikan peserta diskusi. Dan dia akan menindak hal tersebut.

"Hingga saat ini proses pembelajaran untuk tingkat SMP sudah 100 persen melaksanakan pembelajaran lewat online, untuk SD sudah 30 persen melakukan lewat daring, 70 persen itu melaksanakan pembelajaran lewat Luring, melalui guru mengunjungi siswa untuk membawakan buku mata pelajaran," jelas Nur Alam Basir.

Kadisdikbud Jeneponto juga mengatakan, ada beberapa sekolah yang memang masih kesulitan mencari model pembelajaran ditengah Pandemi Covid-19.

"Masih ada beberapa sekolah kesulitan mencari model yang terbaik untuk bisa melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya masing-masing, ada yang cepat reaksinya, cepat tepat dan ada juga sekolah yang sangat lambat untuk bisa beradaptasi, pihak kepala sekolah sulit untuk mengatur gurunya," tutup Nur Alam Basir.