Terkini.id, Jeneponto - Kegiatan rembuk stunting di Desa Turate Timur, Kecamatan Tamalatea, Kabupaten Jeneponto, Sulawesi Selatan dilaksanakan, Rabu, 10 Agustus 2022.
Hadir Pendamping Desa, Kepala Puskesmas, Bidan Desa, Pemerinrah Desa dan BPD, KPM, PKK kader Posyandu, Babinsa, Bhabinkamtibmas, para tokoh masyarakat dan para kepala Dusun.
Rembuk Stung dibuka langsung oleh Kepala Desa Turatea Timur, Nuraeni.L dengan menghadirkan pemateri dari Dinas Kesehatan Kabupaten Jeneponto.
Kepala Desa Turatea Timur, Nuraeni.L dalam sambutannya mengatakan, kegiatan rembuk stunting itu merupakan momen musyawarah Desa untuk membicarakan bagaimana langkah penanganan stunting dan mencegah resiko stunting.
"Penanganan stunting merupakan program nasional , yang dilaksanakan secara menyeluruh di seluruh Desa dan Kelurahan lokus stunting," jelas Nuraeni.
Menurutnya, peraturan Bupati Jeneponto secara tegas mengatur peran pemerintah Desa dalam percepatan penurunan angka stunting dan pencegahan Stunting.
"Jadi melalui kegiatan rembuk stunting ini, kita harapkan bisa menghasilkan program program yang akan dilaksanakan pada tahun 2023 nanti," terangnya.
Selaku pemateri, Fahrir menegaskan pemerintah Desa harus menerapkan strategi khusus dalam pencegahan stunting di Desa Turatea Timur.
“Komitmen dan visi dalam penurunan angka stunting melalui kalaborasi dengan semua stakeholder dalam melakukan kampanye perubahan perilaku harus terus dilakukan," kata Fahrir.
Menurutnya, penanganan massif pemerintah desa ini sangat penting sekali dalam penurunan angka stunting, Pemerintah Desa perlu menyusun program atau kegiatan yang relevan dengan pencegahan stunting," ungkap Fahrir.
Dalam rembuk stunting itu, di sepakati bersama beberapa program, diantaranya, oengadaan paket penanggulangan (PMT-Pemulihan), ibu hamil Kurang Energi Kronik dan anak stunting usia 6 bulan - 60 bulan keluarga GAKIN.
Selain itu juga disepakati pelaksanaan kelas ibu hamil dan ibu balita, pendampingan suami pada saat pelaksanaan kelas ibu hamil, pengadaan tambel tambah darah secara mandiri, oengadaan alat ukur (Antropometri KIT) dan orientasi kader Posyandu.