Terkini, Jeneponto — Tim Penggerak Pemberdayaan dan Kesejahteraan Keluarga (TP PKK) Kabupaten Jeneponto terus menunjukkan komitmennya dalam menurunkan angka stunting di wilayahnya. Salah satu langkah nyata adalah melalui realisasi Program Aksi Stop Stunting (ASS) dengan menggerakkan dan menyambut langsung kehadiran Tim Tenaga Pendamping Gizi untuk desa dan kelurahan lokus stunting.
Sebanyak 21 orang pendamping gizi resmi diberangkatkan untuk mendampingi masyarakat di wilayah-wilayah prioritas. Tidak hanya itu, sebanyak tiga orang dokter juga turut dilibatkan dalam program ini sebagai bagian dari dukungan medis dan supervisi langsung terhadap upaya pencegahan dan penanganan stunting.

Acara pelepasan dan penyambutan tim ini dihadiri langsung oleh Ketua TP PKK Kabupaten Jeneponto, Hj. Salmawati, di Gedung TP PKK Kabupaten Jeneponto, Senin, 28 Juli 2025, yang menyampaikan apresiasinya terhadap semangat dan dedikasi para pendamping gizi.
“Kehadiran para pendamping gizi ini adalah bentuk nyata dari komitmen kita untuk mewujudkan generasi Jeneponto yang sehat dan bebas stunting. Mereka adalah garda terdepan dalam edukasi gizi dan pemantauan tumbuh kembang anak-anak di desa dan kelurahan lokus,” ujar Hj. Salmawati.

Stunting adalah ancaman serius bagi masa depan bangsa. Karena dapat menghambat perkembangan kognitif, menurunkan produktivitas, serta melemahnya daya saing suatu generasi.
"Data menunjukkan bahwa angka stunting di Kabupaten Jeneponto tahun 2022 - 2023 mengalami penurunan 39,8% menjadi 36,3% namun tahun 2024 mengalami peningkatan sebesar 0,7%, ini masih menjadi pekerjaan rumah besar yang harus kita tuntaskan bersama," jelas Hj Salmawati.
Lebih lanjut, Hj Salmawati mengatakan, Aksi Stop Stunting kita hadirkan sebagai gerakan masif dan terpadu, melibatkan seluruh pemangku kepentingan, dari tingkat provinsi hingga desa, bahkan hingga ke unit keluarga.
"Melalui kolaborasi Tenaga Pendamping Gizi Desa yang kita rekrut khusus dan di tempatkan di desa dan kelurahan lokus, Dokter, Kader Posyandu, dan PKK, kita akan melakukan intervensi di Rumah Gizi meliputi pemberian makanan tambahan, multivitamin, susu ibu hamil, formula PMK, serta layanan kesehatan, edukasi, dan konseling," ujarnya.

Turut hadir dalam kegiatan ini, Bupati Jeneponto, Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Jeneponto, Kepala Dinas Perhubungan, Pengurus TP PKK Jeneponto, tenaga medis dan 21 tenaga pendamping gizi desa dan Kelurahan Lokus stunting.
Kepala Dinas Kesehatan, Hj. Syusanty A. Mansyur, yang menyatakan bahwa program ASS merupakan sinergi antara pemerintah Provinsi dan daerah, tenaga kesehatan, dan TP PKK sebagai mitra strategis dalam intervensi gizi.

“Dengan hadirnya tenaga pendamping gizi dan tenaga medis, kita ingin memastikan bahwa intervensi tidak hanya bersifat administratif, tapi juga menyentuh langsung keluarga dan balita yang membutuhkan perhatian khusus,” jelas Hj. Syusanty.
Program Aksi Stop Stunting (ASS) ini menjadi bagian dari langkah percepatan pencapaian target nasional penurunan prevalensi stunting, sekaligus wujud dari implementasi strategi pembangunan kesehatan berbasis masyarakat di Kabupaten Jeneponto.