Terkini.id, Jeneponto - Pokja Stunting Kabupaten Jeneponto telah menganalis pengukuran data Stunting di tingkat Kelurahan/Desa dan Kecamatan.
Hal itu diungkapkan Tim Pokja Stunting Jeneponto, M Masri kepada terkini.id.
Tim Pokja Jeneponto menjelaskan perkembangan sebaran prevalensi stunting.
"Stunting adalah kondisi gagal tumbuh kembang anak balita akibat kekurangan gizi kronis dan infeksi berulang, terutama pada rumah tangga 1000 HPK," jelasnya.
Menurutnya, Kekurangan gizi terjadi sejak bayi dalam kandungan hingga masa setelah lahir, akan tetapi nanti tampak stunting setelah bayi berusia 2 tahun. Dengan demikian, usia 1000 HPK merupakan masa emas yang sangat penting mendapat perhatian baik dari aspek nutrisi maupun kesehatan lingkungan sekitar rumah
tangga.
"Stunting disebabkan oleh berbagai factor, dimana tidak hanya terkait gizi
buruk tetapi juga factor-faktor penyebab langsung dan tidak langsung lainnya, intervensi yang paling menentukan untuk mengurangi terjadinya stunting adalah intervensi pada usia 1000 HPK. Untuk semakin memperkecil potensi terjadinya stunting. Maka konvergensi/keterpaduan lintas sector dibutuhkan dalam melakukan intervensi pencegahan stunting," ujarnya.
Berikut ini grafik sebaran stunting dapat dilihat pada grafik dibawah ini:



Berdasarkan grafik dan peta diatas, menunjukkan bahwa terjadi stunting penurunan prevalensi di kabupaten Jeneponto dari 15,9% tahun 2020 menjadi 12,58% tahun 2021.
Hal ini memperlihatkan adanya penurunan stunting prevalensi ini, dipengaruhi oleh membaiknya konvergensi lintas sector yang terlibat dalam penanganan stunting. Hal yang paling menonjol dari membaiknya intervensi gizi adalah :
1. Adanya regulasi yang mendukung pelaksanaan kegiatan percepatan penurunan stunting di kabupaten Jeneponto.
2. Adanya MOU dengan organisasi wanita dan Lembaga Sosial Masyarakat stunting
untuk percepatan penurunan .
3. Peran dari lintas program dan lintas sektor terkait dalam pemberian intervensi baik intervensi spesifik maupun intervensi sesintif.
Walaupun demikian, angka penurunannya belum signifikan, oleh karena itu, masih diperlukan adanya dukungan komitmen dan kebijakan pimpanan daerah dalam melakukan intervensi.Beberapa kegiatan intervensi yang telah dilakukan di kabupaten Jeneponto baik ditingkat kabupaten maupun di tingkat kecamatan dan di tingkat desa/kelurahan
Dalam rangka stunting percepatan penurunan dengan perbaikan gizi pada 1000 Hari Pertama Kehidupan adalah:
1. Pemberian bantuan langsung non tunai yang dilakukan oleh dinsos.
2. Penyelenggaraan pendidikan Anak Usia Dini.
3. Pemberian tablet tambah darah pada ibu hamil dan remaja puteri.
4. Pemberian Makanan Tambahan baik pada ibu hamil maupun pada bayi dan balita yang bermasalah gizi.
5. Pemberian edukasi terkait Pemberian Makana Bayi dan Anak (PMBA) bagi ibu balita.
6. Memberikan konseling dan edukasi kepada ibu hamil, ibu balita dan remaja terkait Gizi Seimbang dan isi Piringku.
7. Keterlibatan Kader Pembangunan Manusia.