Kadinkes Jeneponto Paparkan Data Pengukuran Balita: 160 Gizi Buruk, Stunting 16,99 Persen

Kadinkes Jeneponto Paparkan Data Pengukuran Balita: 160 Gizi Buruk, Stunting 16,99 Persen

S. Bachtiar

Penulis

Terkinidotid Hadir di WhatsApp Channel
Follow

"Stunting dapat diintervensi dengan gizi spesifik dan gizi sensitif. Intervensi gizi spesifik merupakan intervensi yang ditujukan kepada anak dalam 1000 Hari Pertama Kehidupan (HPK) dan berkontribusi pada 30 persen penurunan stunting," kata Syusanty.

Menurutnya, Kerangka kegiatan intervensi gizi spesifik umumnya dilakukan pada sektor kesehatan dimulai dari masa kehamilan ibu hingga melahirkan balita.sedangkan Intervensi gizi sensitif dilakukan melalui berbagai kegiatan pembangunan di luar sektor kesehatan dan berkontribusi pada 70 persen intervensi stunting.

"Intervensi gizi sensitif dapat dilaksanakan melalui beberapa kegiatan yang umumnya makro dan dilakukan secara lintas Kementerian dan Lembaga," jelasnya.

Tujuan pelaksanaan rapat koordinasi itu kata Syusanty, pada umumnya terlaksananya koordinasi sinkronisasi, dan integrasi program dan kegiatan percepatan penurunan stunting baik intervensi Spesifik maupun Sensitif dengan pemerintah daerah, Pemerintah desa, Mitra dan pemangku kepentingan lainnya.

"Pada khususnya, terlaksananya intervensi gizi spesifik, yaitu pemberian makanan pada ibu hamil, ibu hamil mengonsumsi tablet tambah darah, Inisiasi Menyusui Dini (IMD), pemberian ASI eksklusif, pemberian ASI didampingi oleh pemberian MPASI pada usia 6-24 bulan, dan pemberian imunisasi lengkap pada anak," pungkasnya.

Selain itu, kata Syusanty, terlaksananya intervensi gizi sensitif, yaitu menyediakan dan memastikan akses pada air bersih dan sanitasi, menyediakan akses ke layanan kesehatan dan Keluarga Berencana (KB), memberikan pendidikan pengasuhan pada orang tua, dan memberikan edukasi kesehatan seksual dan reproduksi serta gizi pada remaja.

" Yang selanjutnya dilaksanaka pemantauan dan evaluasi intervensi gizi spesifik dan intervensi gizi sensitif secara berjenjang," terangnya.

Wakil Bupati Jeneponto, Paris Yasir yang juga selaku Ketua TPPS dalam sambutannya mengatakan, bicara stunting bukan soal pandangan kita pada balita saja Subjek kita juga remaja putri dan putra, calon pengantin. Ibu hamil, ibu melahirkan, kita harus menggeret fokus program pada kelompok-kelompok yang ada.

"Berdasarkan Perpres 72 Tahun 2021 Tentang Percepatan Penurunan Stunting, intervensi gizi spesifik, yakni intervensi yang berhubungan dengan peningkatan gizi dan kesehatan. Sementara intervensi gizi sensitif, yakni intervensi pendukung untuk penurunan kecepatan stunting, seperti penyediaan air bersih dan sanitasi.
selain intervensi gizi, yang perlu dilakukan untuk pencegahan dan penanganan stunting adalah penguatan kapasitas dan perilaku," jelas Paris Yasir

Hal yang paling utama dalam percepatan penurunan stunting, kata Paris, secara umum, penguatan kapasitas dan perilaku dimulai dari kesadaran terhadap kesehatan keluarga. Seperti membangun kesadaran keluarga untuk memberikan imunisasi dasar lengkap pada anak untuk mencegah penyakit-penyakit yang bisa mengganggu pertumbuhan anak.